Dilaporkan Rudal-rudal Rusia menghantam kota sekaligus dua di Ukraina tengah pada Sabtu 02 Maret dini hari waktu setempat. Melalui Kabar yang disampaikan Kepala wilayah Poltava, Dmitry Lunin bahwa serangan yang terjadi adalah rudal tersebut merusak infrastruktur dan bangunan tempat tinggal pemukiman.
“Wilayah Poltava, ada sebuah rudal menghantam fasilitas-fasilitas infrastruktur dalam semalam,” tulis Dmitry Lunin dalam sebuah posting online.
“Kremenchuk. Banyak serangan di kota di pagi hari,” tulisnya kembali seperti diberitakan kantor berita Reuters, Sabtu, 2 Maret 2022.
Dmitry lalu mengatakan setidaknya terdapat empat rudal yang menghantam dua objek infrastruktur pada wilayah Poltava. Selain dari itu, menurut informasi kabar yang di berikan diawal muncul tiga pesawat Rusia menyerang fasilitas-fasilitas industri di Kremenchuk.
Kota Poltava merupakan ibu kota wilayah Poltava, sebelah timur Kiev, ibu kota Ukraina. Adapun Kremenchuk menjadi salah satu kota besar di wilayah tersebut.
Lunin mengungkapkan bahwa sekarang, belum ada informasi mengenai kemungkinan korban dalam serangan tersebut. Reuters tidak dapat segera memverifikasi laporan tersebut. Laporan jika merasa suntuk cobalah bermain slot, permainan slot dapat dinikmati dan juga jika memang menang dapat bonus dari keberuntungan.
Sebelumnya, Rusia sudah membantah menargetkan bahwa warga sipil dalam perang di Ukraina yang diluncurkan Presiden Rusia Vladimir Putin pada 24 Februari. Lalu, Vladimir Putin menyebut invasi terbesar di negara Eropa sejak Perang Dunia Kedua itu sebagai “operasi militer khusus”.
Dilain sisi, dikabarkan di wilayah Dnipro terdapat pada barat daya Ukraina, rudal-rudal menghantam sebuah fasilitas infrastruktur, adapun yang terluka dua orang rudal tersebut menyebabkan kerusakan yang signifikan.
Demikian disampaikan Valentyn Reznichenko, kepala wilayah Dnipro dalam sebuah posting online. Ditambahkan juga, pada kota Kryvyi Rih, terdapat sebuah pompa bensin sudah digempur, sampai menyebabkan kebakaran. Sejauh ini, belum ada informasi mengenai korban.