Diketahui, Phillips yang merupakan kontributor The Guardian dan Pereira telah hilang pada 5 Juni di wilayah bagian terpencil hutan hujan yang penuh dengan penambangan, penangkapan ikan dan penebangan ilegal, serta adanya perdagangan narkoba. pada Rabu lalu (15/6), seorang tersangka membawa polisi ke tempat di mana dia telah menguburkan mayat-mayat mereka.

Bagaimana kronologi selanjutnya, Apa yang terjadi dengan Jurnalis tersebut? Sebelum itu, cobalah berpartisipasi dalam permainan slot yang menyenangkan ini untuk mendapatkan peluang kesempatan memenangkan keuntungan.

Istri Jurnalis yang Hilang di Amazon Minta Otoritas Mengintensifkan  Pencarian: Setiap Detik Berharga - Halaman 2 - Tribunnews.com

Amarildo da Costa de Oliveira menjelaskan dia telah menguburkan mayat yang terletak di dekat kota Atalaia do Norte, tempat kedua orang itu pergi. Sisa-sisa manusia yang digali dari situs tersebut telah tiba di Brasilia kemarin malam untuk diidentifikasi oleh para ahli.

Phillips diketahui sedang mengerjakan sebuah buku mengenai pembangunan berkelanjutan di Amazon dengan Pereira sebagai pemandunya, peristiwa naas menimpa mereka ketika tiba-tiba hilang. Sedangkan Pereira diketahui telah menerima beberapa ancaman dari penebang dan penambang di tanah adat yang terisolasi.

Kasus ini juga menyeret dari nama seorang Presiden Brasil Jair Bolsonaro, ketika Greenpeace Brazil telah menuduh kematian tersebut adalah akibat langsung dari agenda presiden mengenai Amazon, yang membuka jalan bagi adanya kegiatan predator dan kejahatan. Phillips dan Pereira hilang di sebuah tempat yang dikenal Lembah Javari.

Presiden Brasil Mengeluh tentang Amazon di Pertemuan dengan Biden

Lembah yang terletak di perbatasan antara Peru dengan Kolombia. Selain menjadi rumah bagi sekitar 20 kelompok pribumi yang terisolasi disana, daerah tersebut juga kerap dijadikan sebagai tempat untuk dapat menyelundupkan narkoba, penambang dan nelayan ilegal, dan penebang ilegal beroperasi. “Dalam tiga tahun terakhir, negara kita semakin menjadi tanah di mana satu-satunya hukum yang sah adalah ‘apa saja boleh,'” kata Greenpeace.

“Ini telah menjadi tanah invasi dan perampasan tanah, pertambangan dan pembalakan liar, konflik teritorial, dan di mana siapa pun layak untuk dibunuh untuk memastikan bahwa tidak satu pun dari kegiatan kriminal ini dicegah,” tegas Greenpeace. “Semua ini didorong oleh tindakan dan kelalaian pemerintah Brasil.”

By editor

Leave a Reply

Your email address will not be published.