Kabar melalui BPP, melaporkan setiap aktivitas manusia di bumi faktanya berkontribusi pada peningkatan jumlah bencana yang terjadi. Hampir 350 sampai 500 bencana menengah sekalipun besar dalam setahun terjadi secara global dalam dua dekade terakhir. Di mana diperkirakan peristiwa-perstiwa bencana itu akan lebih sering terjadi.

BNPB: 1.185 Bencana Terjadi Sejak 1 Januari-26 April 2021

Bencana terutama terkait cuaca seperti banjir dan kebakaran. Namun bahaya selain itu pun berdampak juga seperti kecelakaan kimia ataupun pandemi. Kantor PBB untuk Pengurangan Risiko Bencana (UNDRR) menjelaskan didalam laporan tersebut penilaian global bahwa sejumlah bencana-bencana yang membahayakan jutaan nyawa tersebut dapat mencapai 560 per tahun, ataupun 1,5 per hari, pada 2030.

Disebabkan perubahan iklim menjadi peristiwa cuaca lebih ekstrem. Manusia telah membuat keputusan terlalu berfokus dan optimis mengenai risiko potensi bencana, membuat mereka tidak siap.

Dampak bencana pun meningkat dengan telah meningkat populasi di daerah yang lebih rentan terhadap bencana alam. Adapun dampak baik dalam peluang kesempatan ketika memiliki banyak waktu luang pastikan bermain permainan slot, dapatkan keuntungan hanya dengan bermain slot!

“Dunia perlu bergerang dan lebih banyak memasukkan risiko bencana dalam pandangan dan cara kita hidup, bangun dan berinvestasi, untuk menempatkan seluruh manusia pada spiral penghancuran diri. Kita harus mengubah kepuasan kolektif dan menjadi tindakan yang nyata,” kata Amina J Mohammed, Wakil Sekretaris Jenderal PBB, yang mempresentasikan laporan itu di PBB, melansir Todayonline.com.

Bencana secara tidak proporsional tersebut berdampak kepada negara berkembang. Negara-negara itu akan kehilangan rata-rata 1 persen dari PDB per tahun, dibandingkan dengan 0,1-0,3 persen di negara maju, ungkap laporan tersebut.

Disatu sisi lain wilayah Asia-Pasifik disebut menderita kerusakan tertinggi. Mereka yang terkena dampak kehilangan rata-rata 1,6 persen dari PDB akibat bencana setiap tahunnya.

Selain itu kata laporan tersebut menyebutkan negara berkembang akan cenderung kurang diasuransikan. Hanya tersebut menjadi 40 persen dari kerugian terkait bencana sejak 1980 yang diasuransikan. Tingkat pertanggungan asuransi di negara berkembang terkadang mendekati nol.

“Sistem keuangan benar-benar perlu mendahului kurva ini, karena apabila tidak, ada banyak risiko yang tidak diperhitungkan dalam cara kita membuat keputusan,” pungkas Jenty Kirsch-Wood, koordinator penulis utama laporan tersebut, mengatakan kepada Reuters.

By editor

Leave a Reply

Your email address will not be published.