Dikabarkan Eropa saat ini tengah mengalami adanya krisis energi. Hal tersebut diperparah dengan adanya larangan adanya impor energi dari Rusia. Hal tersebut pun nampak dapat menjadi peluang keuntungan bagi Indonesia.

Menjadikan Batu Bara Sesuai Ukuran | PT Bukit Asam Tbk

Sebelum kembali melanjutkan ini, Pastikan ketika Anda bosan dari aktifitas sehari hari yang padat ataupun senggang pastikan untuk mencoba berpartisipasi dalam bermain slot ini dengan mendapatkan peluang kesempatan memenangkan keberuntungan. Semakin banyak mencoba permainan slot semakin banyak hasil yang bisa Anda dapatkan! click disini.

Asosiasi Pertambangan Batu Bara Indonesia (APBI) akan melihat peluang positif dari fenomena negara-negara Eropa saat ini sedang berburu batu bara sebagai alternatif sumber energi usai Rusia telah mengentikan ekspor. Pasalnya, Indonesia masuk dalam salah satu dari 5 negara pengekspor batu bara.

“Mereka (Eropa) mau menggunakan batu bara untuk sementara. Intinya positif karena di dunia eksportir batu bara selain Rusia cuma empat negara, Afrika Selatan, Colombia, Indonesia dan Australia,” ujar Direktur Eksekutif APBI Hendra Sinadia pada Rabu (22/6), melansir CNNIndonesia.com.

Menjadi pengekspor batu bara terbesar di dunia, Hendra Sinadia mengatakan bahwa Indonesia bisa meraup untung dari kekurangan pasokan di Eropa. Bahkan, sejak Maret 2022, Hendra mengungkapkan beberapa perusahaan sudah mulai mengirim lebih banyak batu bara ke Eropa. Padahal, sebelum perang Rusia-Ukraina, ekspor batu bara ke Eropa terbilang minim dalam dua sampai tiga tahun terakhir.

“Dengan ini, pastinya akan meningkat, cuma berapa besar peningkatannya kami harus melihat data ekspornya dulu, tapi informasi yang ini sudah sedang berjalan,” terangnya.

Disisi lain, menurut hasil data Badan Pusat Statistika (BPS), ekspor batu bara Indonesia selama 2022 hingga mencapai puncaknya pada Maret 2022, dengan jumlah ekspor 61 miliar kilogram (kg). Angka tersebut meningkat hampir 40 persen dibanding Februari 2022, yakni 44,63 miliar kg.

Akan tetapi, pada April angka tersebut turun menjadi 55,74 miliar kg. Bahkan, di bulan Mei 2022, volume ekspor batu bara terus turun hingga berada pada kisaran 33 miliar kg. Dengan muncul permintaan dari Eropa di kala krisis energi, Hendra telah memperkirakan permintaan dapat kembali meningkat.

“Kalau di 2021, total coal seaborne export itu sekitar 993 juta ton, perkiraan (proyeksi) di 2022 di kisaran 1.088 miliar ton,” pungkasnya.

Sebelumnya, adapun beberapa negara di Eropa diketahui mulai kembali ke batu bara setelah Rusia membatasi ekspor minyak. Jerman atau Austria, dua negara tersebut kawasan Eropa juga memutuskan kembali menggunakan batu bara di tengah minim dari pasokan gas.

By editor

Leave a Reply

Your email address will not be published.