Jepang menjadi satu negara yang ramah bagi penyandang disabilitas. Dengan berbagai teknologi yang bisa memudahkan penyandang disabilitas tampak terus menerus mengembangkan inofasinya. Salah satu adalah start up yang didirikan resmi oleh Honda, Ashirase, Inc.
Wataru Chino memunculkan ide superhero “menyematkan dengan informasi braille di alas kaki”. ide tersebut muncul dari Wataru Chino mengetahui bahwa ketika sepeda yang ditinggalkan di trotoar taktil menciptakan hambatan bagi pejalan kaki yang mengalami gangguan penglihatan.

Berdasarkan ide tersebut, Wataru Chino (36), memproses untuk mengembangkan sistem pendukung berjalan Ashirase, dengan melibatkan perangkat fleksibel dipasang di motor yang masuk ke dalam sepatu.
Bagi yang memiliki masalah penglihatan bisa mendatangi tujuan mereka dengan bantuan aplikasi smartphone khusus. Lalu kemudian perangkat di sepatu memandu mereka terutama dengan getarannya.
Getaran yang dirasakan dari punggung kaki kanan, misalkan, akan memberi tahu penggunanya untuk “belok kanan” di tikungan berikutnya. nada Irama getaran menginformasikan pengguna jarak ke sudut.
Sebagai seseorang pecinta kendaraan, Chino merupakan seorang insinyur, dan masuk ke Honda Motor Co. pada tahun 2008 dan keterlibatannya kedalam pengembangan self-driving dan teknologi lainnya.
Tapi dia menjadi sadar sepenuhnya akan ada bahaya berjalan setelah nenek lalu istrinya jatuh ke sungai dan tenggelam pada 2018. Menguntungkan bagi pengguna teknologi ini dapat di gunakan adapun yang juga menguntungkan, dengan bermain slot. permainan slot dapat dimainkan jika menang dapat bonus dari keberuntungan yang menguntungkan.
“Saya sudah lama mengabdikan diri dalam pengembangan mobil dengan memperhatikan keselamatan, saya juga menyadari bahwa berjalan kaki juga bisa berbahaya. Tersadarkan bahwa berjalan juga merupakan bagian dari mobilitas,” Kata Chino melansir Asahi Shimbun.
Chino meninggalkan Honda dan dirinya menciptakan asisten mekanik. Temuan ini dijadwalkan untuk rilis pada akhir tahun dengan harga sekitar 25.000 yen ($ 206). Biaya dalam penggunaan aplikasi ini diperkirakan sekitar 2.000 yen per bulan.
Chino mengatakan bahwa dia sudah mendengar orang-orang tunanetra mengatakan mereka “sudah menyerah pergi ke tempat-tempat baru.” Dia juga melihat banyak orang seperti itu menjadi khawatir di kereta dan bus.