Indonesia menjadi satu-satunya negara di G20 yang masih menjual bebas minyak goreng curah. Hal itu dilaporkan oleh Direktur Center of Economic and Law Studies (CELIOS) Bhima Yudhistira.
Sebelumnya, Pada tahun ini diketahui pemerintah masih mengizinkan penjualan minyak curah. Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 11 Tahun 2022 tentang Penetapan Harga Eceran Tertinggi (HET) dimana aturan harga minyak goreng curah sebesar Rp 14.000 per liter.
Padahal, kabarnya juga minyak goreng curah alias minyak goreng yang tersebar tanpa label akan berbahaya bagi seluruh masyarakat. Hal itu juga dibenarkan oleh Bhima.
Bagi Masyarakat yang ingin juga ketika memiliki banyak waktu luang pastikan bermain permainan slot, dapatkan keuntungan hanya dengan bermain slot!
“Masyarakat yang memilih beralih ke minyak goreng curah adalah hal paling konyol. Dan Indonesia adalah satu-satunya negara G20 yang masih diizinkan mengonsumsi minyak goreng curah,” tegasnya dalam diskusi publik bertajuk Ironi Negara Penghasil Sawit Terbesar, Senin (25/4/2022) dikutip dari liputan6.
Minyak goreng memang menjadi salah satu komoditas pangan yang penting bagi masyarakat. Namun, di sisi lain, minyak goreng pun ikut rentan dapat mudah dioplos, terutama minyak goreng curah dengan tanpa menggunakan brand nama.
Hal tersebut mempersulit pengawasan karena tidak ada barcode maupun kode produksi pada minyak goreng curah. Karena hal tersebutlah, adanya perbedaan kualitas yang jauh antara minyak goreng kemasan resmi dan minyak goreng curah yang beredar.
“Minyak curah sudah jelas, tidak ada asal usul yang jelas, dan kan dulu sempat dilarang karena memang berbahaya,” kata Ahli Gizi Dr Tan Shot Yen pada Minggu (20/3) dikutip dari MediaIndonesia.
Minya Goreng curah pada umumnya memiliki kandungan asam lemak yang lebih tinggi turut memperparah kerentanan kesehatan dari minyak jenis tersebut. Karena itu, minyak curah yang cenderung lebih mudah rusak dibandingkan dengan minyak kemasan.
Dan akan ada dampak efek jangka panjang mengonsumsi minyak curah adalah risiko salah satunya adalah kanker, peningkatan kadar kolesterol darah, ada juga berimplikasi pada peningkatan risiko penyakit kardiovaskular.