Hujan deras yang mengguyur provinsi Hunan, Tiongkok, telah mengakibatkan banjir dan membuat hampir 10 orang dinyatakan meninggal dunia. Hujan lebat dimulai sejak 1 Juni 2022 tersebut telah membuat 286 ribu warga terpaksa mengungsi adapun lebih dari 2.700 rumah dilaporkan runtuh atau rusak parah.
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/1638198/original/084828700_1499069785-Banjir5.jpg)
Sebelum lebih jauh mengetahui keterangan lebih lanjut sebelumnya pastikan untuk bermain slot, permainan slot pasti menyenangkan jika menang dapatkan bonus dari keberuntungan yang menguntungkan cobalah untuk bermain slot.
Menurut pejabat provinsi Hunan, Li Dajian, mengatakan bahwa sampai Rabu (8/6), 10 orang dilaporkan tewas dan tiga orang dinyatakan hilang. Dengan ketinggian air sungai dan danau juga disebut naik secara signifikan.
“Hujan deras menyebabkan ketinggian air sungai dan danau naik secara signifikan,” demikian pernyataan pemerintah provinsi Hunan, Kamis (9/6). “Seluruh provinsi di semua tingkatan merespons secara aktif dan melakukan segala upaya untuk mencegah (bencana).
Kantor berita Xinhua melaporkan bahwa hujan deras yang mempengaruhi semua provinsi Hunan dengan “tingkat historis” curah hujan. Mengutip otoritas lokal, 1,79 juta masyarakat disebutkan telah “terkena dampak” dari hujan deras itu. Pihak otoritas telah mengirimkan tenda, tempat tidur lipat, makanan, dan juga pakaian ke daerah yang dilanda bencana.
Sementara itu, biasanya Tiongkok mengalami banjir selama bulan-bulan musim panas, sering di daerah tengah dan selatan cenderung dari curah hujan paling banyak. Banjir terburuk yang terjadi di Tiongkok beberapa tahun terakhir pada tahun 1998, ketika lebih dari 2.000 orang meninggal dan hampir tercatat 3 juta rumah hancur.
Tahun lalu, banjir pada wilayah tengah Tiongkok juga sudah menwaskan lebih dari 300 orang. Puluhan orang tewas dalam banjir dan tanah longsor di lokasi kota Zhengzhou yang paling parah dilanda bencana, di mana naasnya penduduk terjebak pada gerbong kereta bawah tanah, tempat parkir bawah tanah, dan terowongan.
Para ahli mempercayai bahwa bencana yang kemungkinan diperburuk oleh perubahan iklim disebabkan oleh manusia. Secara global, badai tropis akan lebih intens sedang meningkat sebagai akibat adanya perubahan iklim. Hal tersebut menyebabkan meningkat banjir dan mengancam kehidupan manusia, tanaman dan kualitas air tanah.